NASEHAT PAGI
Waktu
subuh telah tiba. Rutinitas telah kulewati hingga ufuk kegelapan telah
meninggalkan dan cahaya pagi telah mulai menyapa. Seperti biasa, ada rutinitas
pagi yang tentunya tak mungkin untuk ku tinggalkan. Menjadi sopir antar jemput
anak-anak pesantren diwaktu pagi dan senja. Ku sebut senja memang, karena ia
pulang sampai pukul setengah lima. Pagi itu tepat pukul setengah enam, sudah
kulewati jalan protokol kota untuk mengantar para pejuang ilmu ditengah kota. Satu
persatu mulai turun dari kendaraan. Memasuki gedung pendidikan dengan segudang
harapan. Namun, aku tak berhenti disitu saja, masih ada kloter kedua yang telah
menunggu untuk diantar ketempat yang sama. Senyuman para santri itu telah
memupuskan rasa lelah dan malas. Jenuh dan capek seakan telah terobati dengan
senyumannya. Mereka saling berebut
menaiki kendaraan yang telah ku nahkodai ini. Dalam hati terucap dengan palan. “Oh
Tuhan……dia adalah generasi bangsa dan tonggak pendakwah agama. Pejuang ilmu
dalam menumpas kebodohan. Pilar-pilar kehidupan penyemai dakwah Islam”, kataku…..seketika
itu, kejenuhan seakan terhipnotis dan bangkit untuk tetap berkarya dipagi ini. Kembali
kulewati jalan yang sama dikloter yang kedua. Semangat canda tawanya dalam
menyambut pagi seakan telah menamparku. Aku tersipu malu dengan kebodohan. Rasa
yang hadir karena merasa berat dalam menjalani keadaan. Waktu kembali berputar.
Aku tak mampu menahan perputaran jarum jam yang telah menunjukkan pukul
setengah tujuh. Sang mentari telah menampakkan wajahnya dengan terasa oleh
sentuhan sinarnya. Ia tak pernah lelah meski setiap waktu harus berkiprah
sesuai kodratnya. Hmmm…….ternyata aku sadar, aku telah menanti kesulitan ini
pergi. Tetapi apakah pernah kesulitan hilang tidak datang lagi, padahal air
deras itu terus mengalir tidak akan berhenti. Aku tak boleh meratapi kemalasan
jika ingin menemukan kemenangan. Tak boleh hanyut dalam kekalahan, jika tidak
ingin semakin tenggelam. Batin ini tetap
berkata dan mencoba menghipnotis memori dikepala untuk tetap terus berkarya dan
jangan sampai ada waktu tersisa hingga terasa hampa penuh sia-sia.
*Penulis : Fury Fariansyah
0 Response to "NASEHAT PAGI"
Post a Comment